selasa, 24 november 2009
Saya yakin kamu2 semua sudah tahu bahwa pelabuhan tersibuk di Asia tenggara berada di Singapura. Yah..benar...Hidup mati Singapura sangan tergantung pada pelabuhannya. Pelabuhan Singapura adalah pelabuhan terbesar di Aisa, dan salah satu pelabuhan tersibuk di dunia. Pelabuhan Singapura tersebut setiap saat penuh dengan kapal-kapal kontainer, kapal bunker, kapal kargo, dan kapal penumpang.
spertinya tidak akan ada yang mau berpikir untuk mencoba menandingi kehebatan pelabuhan tersebut. KAMU SALAH.
Otoritas Pelabuhan Indonesia, bersama-sama dengan perusahaan asal Irlandia berniat untuk membuat pelabuhan Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam, menjadi pelabuhan Kontainer, paling besar dan komptetitif di Asia. Pelabuhan Sabang dideklarasikan sebagai pelabuhan bebas oleh pemerintah pada Desember tahun 2000. Ini berarti bahwa kapal2 asing bisa membongkar barang-barangnya tanpa harus membayar cukai dan pajak. Sabang berada 35 mil utara Banda Aceh, yang bisa ditempuh 10 menit dari Banda aceh melalui pesawat.
Hmm...Coba pikirkan, akan lebih muda jika kapal2 tersebut bisa transit dan membongkar kontainer-kontainernya di Sabang dibanding mereka pergi ke Singapura. Dengan memperingan beban yang ditanggung tentu akan mempercepat perjalanan mereka
dan pikirkan waktu, Di pelabuhan Singapura yang super sibuk, kapal2 tersebut perlu waktu 2 hari untuk melewati dan membongkar muatannya dan 2 hari lagi pada perjalanan pulang. Kenapa harus membuang waktu jika ternyata kapal-kapal tersebut bisa pergi ke Sabang???
kumpulan kapal-kapal tua (prima trisnawan)
Tidak ada misteri dalam bagaimana cara kapal-kapal ini bisa sampai di sana, selama bertahun-tahun petugas pelabuhan Mauritania menerima bayaran murah dan mengizinkan kapal-kapal yang akan dibuang di pelabuhan. Membuang kapal sangat mahal, sehingga selama bertahun-tahun banyak perusahaan dari seluruh dunia menyingkirkan kapal-kapal yang tidak diinginkan mereka murah di Teluk Nouadhibou.
Fenomena ini dimulai pada tahun 80an, setelah nasionalisasi industri perikanan Mauritania, banyak kapal-kapal non-ekonomis ditinggalkan di sana.
Saking banyaknya kapal-kapal yang telah di tinggalkan, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana kapal-kapal penangkap ikan lokal dan kapal-kapal komersial menavigasi kapal mereka dengan aman ketika meninggalkan pelabuhan.
Dalam upaya untuk membersihkan lingkungan setempat, beberapa solusi telah diajukan untuk dipertimbangkan. Saran ini antara lain, men-derek kapal ke lokasi lain, dan ini juga tidak memungkinkan mengingat susahnya menggerakkan kapal-kapal yang banyak, saran lain, dengan cara meledakkan kapal-kapal tersebtu pun pasti tidak akan menjadi cara terbaik untuk memperbaiki keadaan, bahkan mungkin memperparah.
Salam kenal dan salam persahabatan. Permisi ya, apa kabarnya? Makasih artikel dan gambar fotonya bagus semua, dan semoga bermanfaat banyak. Saya tunggu kunjungan baliknya di: OBYEKTIF.COM trims atensinya.
BalasHapusSalam kompak:
Obyektif Cyber Magazine
(obyektif.com)